Berita Kesehatan

Anak sehat (Foto: Google)
Hal itu diungkapkan Sekjen Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia DR. Dr. Yustina Anie Indriastuti, M.Sc.,SpGK. Gizi anak, kata dia, harus dipenuhi dari mulai anak berada dalam kandungan.
"Hingga 1.000 hari kehidupan, diupayakan gizi bangsa kita terpenuhi sampai masa keemasan itu, dari anak di dalam kehamilan ibu sampai anak itu usia 2 tahun. Golden Body istilahnya, masa keemasan harus diberikan gizi yang cukup," tegasnya usai acara Pekan Sarapan Sehat Nasional di Balaikota Depok, Selasa (18/02/2014).
Setelah lahir, kata Anie, tentu bayi diberikan ASI eksklusif. Setelah itu diberikan makanan pendamping ASI sampai 2 tahun.
"Ini harus menjadi motivasi bagi ibu yang sedang mengandung untuk memerhatikan makanan bergizi yang dikonsumsinya saat hamil," jelasnya.
Tak hanya pembentukan otak, tetapi masa pertumbuhan anak juga bisa ditunjang dengan pemenuhan gizi semasa hamil. Salah satunya indikator tinggi badan.
"Setelah memasuki usia sekolah, anak-anak harus sarapan pagi, untuk kesehatan fisik dan otak, ibu-ibu sekarang kurang telaten, jadwal makan pagi lalu snack, jam 12-13 makan siang lalu snack di sore hari, lalu malam hari, sarapan jumlahnya 1/3 dari kebutuhan kalori 1 hari," paparnya.
Hal itu dibenarkan oleh Dirjen Bina Gizi Kesehatan ibu dan Anak Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono. Menurutnya pemenuhan gizi anak dapat menunjang tinggi badan rata-rata suatu bangsa.
"Di Jepang tinggi badan rata-rata masyarakatnya pada 1940an, hanya 162 sentimeter waktu itu. Lalu pada 1958 setelah kalah perang, ada program nasional pemenuhan gizi dan berhasil rata-rata tinggi badan orang Jepang sekarang 178 sentimeter, intervensi gizi ini memang harus dimulai di usia anak-anak," jelas Anung. (ind)
0 Response to "Pentingnya Gizi Sehat pada 1.000 Hari Kehidupan Anak"
Post a Comment