Gandum Picu Diabetes Lebih Jahat Dibanding Beras

Berita Kesehatan


detail berita
Gandum (Foto: Google)


KETERGANTUNGAN masyarakat Indonesia terhadap beras membuat upaya diversifikasi pangan gencar dilakukan. Selain bermanfaat dari sisi ekonomi, dari sisi kesehatan juga diklaim mampu mengurangi risiko diabetes.

Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail yang juga Ahli Teknologi Pangan dari A & M Texas University menggalakan program Sehari Tanpa Nasi (One Day No Rice). Ia mengatakan masyarakat tanpa penyakit diabetes umumnya makan sehari cukup tiga kali. Sedangkan yang berpenyakit diabetes, justru frekuensinya harus lebih sering tetapi jumlahnya sedikit.


"Makronya, masyarakat yang sehat satu hari makan 3 kali. Yang diabetes, disarankan makan 6 kali. Hidup diabetes harus makan sering tapi enggak boleh kebanyakan. Sebab diabetes enggak bisa disembuhkan, tapi diatur, yaitu mengatur gula darah, sebagian organ kita enggak mampu lagi mengatur yaitu pankreas. Akibatnya organ-organ tubuh terganggu jika gula darah kita terlalu tinggi," jelasnya dalam Sarasehan Sarapan Sehat Nasional di Balaikota Depok, Selasa (18/02/2014).


Ia bahkan menyebutkan bahwa Indonesia sudah dalam tahap warning tentang bahaya penyakit degeneratif seperti diabetes. Dahsyatnya diabetes, kata dia, melebihi HIV Aids.


"Karena diabetes menurunkan daya tahan tubuh, akibat tingginya kadar gula, karena rusaknya organ tubuh, jadi lemas. Sehingga pola makan beragam, bergizi, dan berimbang itu perlu. Tukang sayur pun harus melek gizi, pemilik warung tegal harus melek gizi, anak sekolah dan ibu-ibu juga, kurangi makan nasi bukan berarti boleh banyak makan mie dan roti," ungkapnya.


Ia menambahkan di atas 85 persen konsumsi masyarakat Indonesia didominasi oleh beras. Sisanya oleh terigu atau gandum pembuat roti. Tingkat glikemik indeks gandum adalah 100 sementara padi 85, dan umbi - umbian hanya di bawah 50 rata-rata.


"Dulu itu kita tak kenal terigu, gandum, roti, 14 persen penduduk Indonesia makan produk gandum. Padahal gandum jauh lebih jahat dari nasi dalam perspektif efek diabetes, namun pejabat dan masyarakat masih bergaya elit dengan menyuguhkan tamu makan roti dan biskuit. Harusnya biskuitnya dari tepung sagu, kita ini kan baru kenal gandum 20-30 tahun terakhir," tukasnya.


Ia menilai bahwa pola makan masyarakat Indonesia ini menjadi pekerjaan rumah bagi para pakar pangan dan gizi. Sebab makanan yang disebut bergizi jika memiliki enam kandungan yakni karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air.


"Para ahli gizi ayo gelorakan suara yang lantang, kendalikan kebutuhan glikemik indeks. Gandum itu punya potensi jahat diabetes, vitamin dan meneral dari buah dan sayur. Selama ini diskusi di dunia bahwa karbohidrat ada 3 yakni jagung, gandum, beras padi, padahal di Indonesia ada 77 jenis yakni gembili, ganyong, talas, singkong, kentang, ubi dan lainnya. Indonesia terninabobokan terhadap beras dan gandum yang jahat diabetes," tutupnya. (ind)



0 Response to "Gandum Picu Diabetes Lebih Jahat Dibanding Beras"

Post a Comment

Powered by Blogger.

wdcfawqafwef