Berita Kesehatan

Operasi katarak (Foto: Google)
Sekadar diketahui, persentase kejadian infeksi yang ditetapkan European Society of Cataract & Refractive Surgeons (ESCRS) yakni 0,015% - 0,5%. Jadi, bisa dikatakan pencapaian JEC melampaui standar acceptable dari (ESCRS).
“Endophthalmitis merupakan infeksi mikroba berupa peradangan berat pada seluruh jaringan intraokular yang mengenai dua dinding bola mata yaitu retina dan koroid, tanpa melibatkan sklera dan kapsula tenon. Infeksi yang terjadi pada mata bagian dalam sangat berbahaya karena dengan cepat mengancam kemampuan penglihatan secara permanen. Jenis infeksi ini biasanya disertai dengan rasa sakit luar biasa, kemerahan pada bagian konjungtiva dan berisiko menyebabkan kebutaan," kata Dr. Darwan M. Purba, SpM, ahli mata senior sekaligus Direktur JEC dalam acara yang bertema Press Conference :Celebrating the 30 Anniversary of Jakarta Eye Center, di The Ritz- Carlton, Jakarta, belum lama ini.
"Perlu ditekankan bahwa endophthalmitis berbeda dengan infeksi yang hanya terjadi pada bagian mata luar, seperti mata merah atau adanya selaput penghalang pandangan – yang bisa mudah diobati dengan obat tetes ataupun salep," sambungnya.
Infeksi pascaoperasi berisiko terjadi, tambah dia, setelah adanya tindakan operasi yang menembus mata bagian dalam (intraokular). Statistik menyebut dari keseluruhan kejadian post-operative endophthalmitis, 90 persen di antaranya muncul pada operasi katarak – mengingat tindakan ini merupakan operasi intraokular yang paling sering dilakukan di dunia.
Sementara itu, Dr. Darwan M. Purba, SpM yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur JEC Korporat menambahkan, keberhasilan 0 persen infeksi (post-operative endophthalmitis) lanjutan ini juga mempertegas posisi JEC sebagai rumah sakit pertama di Indonesia yang mampu memertahankan pencapaian selama dua tahun beruntun.
“Berbagai faktor berada di balik pencapaian zero post-operative endophthalmitis JEC di Kedoya selama dua tahun tanpa jeda. Tidak semata untuk meraih prestasi seperti ini, tetapi kami menerapkan prosedur yang sangat ketat dalam pelaksanaan tindakan operasi -- mulai dari tahap pra, intra hingga pasca operasi untuk memastikan pasien mendapatkan yang terbaik,” kata Dr. Darwan.
Ditambahkannya bahwa selain kekuatan sumber daya manusia seperti tim dokter dan perawat yang teruji di bidangnya, juga fasilitas atau peralatan yang memenuhi standar steril dan higienitas, JEC secara konsisten menerapkan teknologi mutakhir demi memberikan layanan terdepan.
"Di buka 2 April 2012, dalam kurun waktu hampir dua tahun hingga 1 Januari 2014 lalu, JEC di Kedoya sudah menjalankan lebih dari 10.069 operasi, 5.455 di antaranya berupa tindakan operasi katarak. Dan sampai saat ini tidak ada infeksi akibat operasi mata yang kami lakukan," tutupnya. (ind)
0 Response to "Dua Tahun, JEC Lakukan 5.455 Operasi Katarak"
Post a Comment