Berita Kesehatan

Masker n95 (Foto: Google)
Gangguan pernapasan yang ditimbulkan dari debu vulkanik bisa mulai batuk, sesak napas, gangguan pernapasan hingga infeksi pernapasan. Menurut dr. Ceva Wicaksono P, SpPD, K-P, KIC, FINASIM untuk mengantisipasi dampak dari debu vulkanik diusahakan menggunakan masker jenis N95.
Lantas, apa yang membedakan masker N95 dengan masker biasa?
"Masker jenis N95 bagian luarnya terbuat dari bahan kain dan di dalam terbuat dari bahan seperti styrofoam, jadi dipastikan tidak ada udara yang masuk,"ujar pada Konferensi Pers PAPDI "Efek Debu Letusan Gunung Berapi Terhadap Kesehatan" di Kantor PB PAPDI, Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (18/2/2014).
Namun, karena dapat dipastikan tidak udara yang tembus masuk ke masker, maka menurut dr. Ceva tidak banyak orang yang suka pakai masker jenis ini. Padahal, masker ini pemakaiannya bisa tahan lebih lama.
"Masker N95 bisa sampai dua sampai tiga hari, sedangkan kalau masker biasa yang direkomendasikan adalah setiap empat jam sekali harus diganti,"jelasnya.
"Kalau pada masker biasa, ketika bernapas sudah ada uap air itu tandanya sudah tidak bisa digunakan,"tandasnya. (ind)
0 Response to "Antisipasi Debu Vulkanik? Gunakan Masker N95"
Post a Comment