Kasus Resistensi Antibiotik Melonjak

Berita Kesehatan


detail berita
Antibiotik (Foto: Google)


KASUS bakteri usus yang tak hancur dengan obat meningkat pesat dalam tujuh tahun terakhir. Pasien di Inggris dikabarkan membawa bakteri yang resisten terhadap antibiotik.

Para pejabat kesehatan mengatakan, peningkatan kasus menunjukkan kebutuhan mendesak bagi rumah sakit untuk melaksanakan rencana dan prosedur untuk membendung penyebaran resitensi antibiotik.


Public Health England (PHE) meluncurkan toolkit baru untuk rumah sakit di mana membantu mereka mengendalikan antibiotik yang resisten infeksi bakteri karena disebabkan carbapenemase yang memproduksi Enterobacteriaceae (CPE). Ini merupakan nama yang diberikan kepada beberapa strain bakteri usus yang resisten terhadap carbapenem antibiotik.


Cabapenems dianggap antibiotik yang 'last resort' dan digunakan petugas medis untuk mengobati infeksi yang sulit ketika antibiotik lain gagal, kata PHE.


Sementara infeksi yang disebabkan oleh CPE masih dapat diobati dengan antibiotik lain, pengobatan mungkin lebih sulit, kata juru bicara.


Dia menambahkan bahwa dalam dekade terakhir terjadi berkelanjutan peningkatan jumlah kasus CPE.


Direktur medis PHE Dr Paul Cosford mengatakan, "Dalam rangka untuk meminimalkan penyebaran luas resisten infeksi ini, penting bahwa semua menyadari tookit yang ada.”


"Mereka juga harus mengembangkan rencana untuk mendeteksi dan menangani pasien dengan infeksi yang disebabkan CPE dan bakteri yang resisten antibiotik."


Direktur Medis Inggris, Profesor Dame Sally Davies mengatakan, resistensi antibiotik merupakan ancaman nyata terhadap kemampuan kita untuk mengobati penyakit.


"Meskipun telah terjadi peningkatan strain bakteri, toolkit akan memastikan rumah sakit merupakan tempat terbaik untuk mendeteksi, mengelola, dan mengendalikan setiap kasus. Sistem monitoring untuk bakteri yang resisten sangat penting dalam menjaga efek antibiotik." (ind)



0 Response to "Kasus Resistensi Antibiotik Melonjak"

Post a Comment

Powered by Blogger.

wdcfawqafwef