Berita Kesehatan
TESTIS merupakan pabrik sperma yang bekerja baik pada suhu tubuh normal, yaitu 36-37 derajat. Jika terpapar suhu panas, sperma akan mati atau rusak, sehingga dapat memengaruhi kesuburan pria.
Orang yang bekerja atau sering berada di lingkungan dengan paparan suhu tinggi, cenderung memiliki sel sperma yang terganggu. Sebut saja koki, pengendara motor, operator mesin fotocopy, atau pekerja pabrik yang bekerja di ruangan panas.
Berkenaan dengan perubahan suhu, kantung buah zakar memiliki semacam sensor suhu. Jika suhu terlalu dingin, otomatis kantung akan mengerut untuk mengambil panas dari tubuh. Sebaliknya, jika terlalu panas, kantung akan mengendur untuk menjauhi tubuh.
Kerusakan sperma akibat suhu panas dapat dilihat dari tiga segi, yakni konsentrasi sperma, kecepatan (mobilitas), dan bentuk (morfologi) sperma. Dampak dari pemanasan dapat membuat kuantitas sperma berkurang, bergerak lambat, atau berbentuk tidak normal.
“Sperma itu lebih kecil dan sensitif daripada sel telur. Memang sel sperma sudah dikondisikan seperti itu,” tutur dr. Arie A. Polim, D.Mas, Sp.OG (K), seperti dikutip dari majalah Bunda Edisi 74, Selasa, 2 November 2014.
Faktor gaya hidup dan lingkungan menyumbang 20 hingga 40 persen masalah infertilitas pada pria. Penggunaan pakaian, pemilihan makanan, dan gaya hubungan seksual dapat mencegah penurunan kualitas sperma yang tidak diinginkan. Dengan demikian ini perlu menjadi perhatian.
“Jika kita tahu paparan panas berkepanjangan dapat merusak, sebaiknya itu kita hindari. Obat apa pun tidak akan terlalu berpengaruh. Obat-obatan hanya membantu testis memproduksi sperma dengan baik, tapi jika terkena panas, sperma akan rusak lagi,” jelasnya. (yac)
0 Response to "Suhu Pengaruhi Kualitas Sperma Pria"
Post a Comment