Berita Kesehatan
IBU menjadi kategori penderita HIV-AIDS yang dikhawatirkan. Karena kecenderungannya untuk menurunkan risiko penyakit pada keturunan mereka.
Faktor risiko penularan terbanyak melalui heteroseksual (61,5 persen), diikuti penularan melalui prenatal (2,7 persen). Dari risiko tersebut, sekitar 6.539 ibu-ibu di Indonesia telah terjangkit HIV dan menderita AIDS, menurut laporan Kementerian Kesehatan RI per September 2014.
Untuk mencegah HIV-AIDS di kalangan ibu-ibu, 970 000 perempuan di dunia telah menerima pengobatan Antiretroviral (ARV). Di Indonesia, pemberian terapi beberapa ARV atau ART juga menjadi salah satu program pemerintah untuk mengobati dan menekan penularan HIV-AIDS.
“Kebijakan Kemkes saat ini menekankan ibu hamil yang HIV positif agar segera diberikan ARV tanpa melihat berapa nilai CD4 (sel darah putih yang jumlahnya menjadi indikator keparahan infeksi HIV),” kata Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K)., Kepala Balitbangkes, Kemenkes RI, melalui tulisannya di situs Litbang Kemenkes, Senin (1/12/2014).
HIV sejauh ini dapat diobati dengan ARV, yang bekerja dengan menghentikan replikasi virus dalam tubuh, sehingga sistem kekebalan tubuh dapat memperbaiki dirinya sendiri dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
Seperti diketahui, jutaan orang dengan HIV di dunia telah terselamatkan oleh pemberian obat anti-HIV yang disebut antiretroviral (ARV). Obat itu tidak hanya membuat orang yang terinfeksi HIV tetap hidup normal dan sehat, tapi juga terbukti manfaatnya mencegah penularan pada orang yang sehat.
Prosedur pemberian ARV ditujukan untuk menurunkan infeksi HIV serendah mungkin, sehingga mengurangi risiko penularan. Kedua, diberikan kepada semua perempuan HIV positif yang hamil dan dilanjutkan seumur hidup.
0 Response to "Jutaan Penderita HIV Terselamatkan Pemberian ARV"
Post a Comment