Cara Aman ODHA Berikan ASI pada Bayi

Berita Kesehatan


PENULARAN HIV dapat terjadi pada perempuan penderita HIV-AIDS kepada keturunan mereka, lewat jalur perinatal dan postnatal. Namun, ibu dengan HIV-AIDS masih dapat memberikan ASI, tanpa takut menularkan penyakit pada sang buah hati.


Seperti ditulis Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K)., Kepala Balitbangkes, Kemenkes RI, pada situs Litbang Kemenkes, Senin (1/12/2014), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh ODHA dalam melakukan pemberian ASI kepada bayi.


Pertama, manajemen laksatasi (menyusui) harus dilakukan yang baik untuk mencegah luka dan radang payudara ibu. Seperti diketahui, ODHA sangat rentan dengan infeksi karena sistem imun yang telah rusak. Oleh karena itu, ibu harus berhati-hati, bila terjadi luka sebaiknya menyusui dihentikan sementara.


Kemudian, ASI eksklusif tetap diberikan selama enam bulan. Namun, sangat tidak dianjurkan untuk bayi di usia enam bulan pertama diberikan makanan campuran atau kombinasi ASI dan formula. Pemberian makanan pendamping ASI, diberikan setelah bayi berusia di atas enam bulan.


Adapun syarat WHO untuk susu formula, harus memenuhi kriteria AFASS, yaitu acceptable (dapat diterima), feasible (mudah dilakukan), affordable (harga terjangkau), sustainable (berkesinambungan), dan safe (aman).


Perlu diketahui, pada tahun 2009, WHO telah merekomendasikan semua ibu, tanpa memandang status HIV, agar dapat tetap memberikan ASI eksklusif pada bayi mereka dalam enam bulan pertama, bersamaan dengan terapi antiretroviral (ART).


Seperti pada penelitian yang pernah dilakukan di Afrika Selatan, menunjukkan bahwa kombinasi ASI eksklusif dan penggunaan terapi antiretroviral secara signifikan dapat mengurangi risiko penularan HIV ke bayi melalui ASI.


0 Response to "Cara Aman ODHA Berikan ASI pada Bayi"

Post a Comment

Powered by Blogger.

wdcfawqafwef