Berita Kesehatan
Sarapan belum tentu bisa turunkan berat badan (Foto: Belviderechiropractic)
Namun, sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam The American Journal of Clinical Nutrition menilai anggapan tersebut salah. Penelitian ini menjelaskan bahwa penurunan berat badan bersifat individual karena tidak semua orang cocok terhadap metode diet tertentu.
Ahli bedah saraf dari New York University, Dr Osborn, mengatakan bahwa para peneliti di University of Alabama meneliti 300 peserta secara acak. Selanjutnya, para peserta diminta untuk melewatkan sarapan. Setelah empat bulan, mereka menemukan bahwa sarapan tidak berpengaruh pada berat badan.
“Penurunan berat badan tergantung pada setiap individu. Misalnya, beberapa individu memiliki respon yang baik saat berpuasa sehingga penurunan berat badan bisa cepat, hanya dengan satu kali makan sampai malam hari,” kata Dr Osborn sebagaimana dikutip Newsmaxhealth, Selasa (7/10/2014).
Oleh karenanya, menurut Osborn, belum tentu sarapan merupakan elemen terpenting untuk menurunkan berat badan. Tetapi, Osborn menjelaskan bahwa penurunan berat badan terjadi ketika individu makan dengan porsi kecil dalam periode 24 jam.
“Karena itu benar-benar membuat tingkat metabolisme aktif. Tetapi, biasanya saya memberi tahu pasien untuk berhenti makan makanan kecil setelah jam 7 malam,” jelasnya.
Tidak jauh berbeda seperti yang dikatakan oleh Robert Newman, selaku ahli gizi dan kesehatan dari East Northport New York. Menurut Newman, sarapan merupakan waktu makan yang penting, tetapi belum tentu berlaku untuk semua orang.
“Ini bersifat individualis. Misalnya, pasien saya diabetes. Saya ingin dia memperoleh protein, lemak, dan beberapa karbohidrat berkualitas dalam dietnya hanya untuk meningkatkan produksi energi dan mengontrol metabolisme,” tutupnya. (ren)
0 Response to "Sarapan Belum Tentu Turunkan Berat Badan"
Post a Comment